Konsep rumah open plan

Konsep rumah open plan atau ruang tanpa sekat bisa menjadi salah satu alternatif maupun solusi dalam merancang hunian. Konsep itu sempat menjadi tren dan banyak diadaptasi pada hunian kontemporer dan lazim digunakan di rumah-rumah berukuran terbatas, agar ruang interior yang ada tampak lebih luas. Ide tempat tanpa sekat itu membuat beberapa ruangan dalam rumah menjadi suatu area besar tanpa adanya dinding pemisah antarruangan. Konsep itu cocok digunakan untuk hunian yang minimalis, juga bisa diterapkan pada rumah-rumah yang berukuran lebih besar. Konsep open plan bisa menekan keberadaan dinding atau elemen vertikal yang membedakan fungsi satu ruang dengan ruang lainnya. Konsep desain yang biasanya diaplikasikan dengan menggabungkan dua hingga tiga ruangan dalam satu lantai.

baca juga – arsitektur rumah tropis

Desain interior memang merekomendasikan konsep open plan ini untuk rumah yang memiliki luas tidak terlalu besar, konsep ini juga sangat cocok diterapkan untuk rumah luas 100 meter persegi.

rumah open plan

 

Kami juga telah merangkumkan keunggulan dan kekurangan konsep open plan ini : 

 

  1. Biaya Listrik lebih mahal 

 

Ketika malam hari, rumah dengan konsep open space membutuhkan penerangan dari lampu yang lebih banyak. Sebab, ruangannya yang tanpa sekat, mengharuskan kamu untuk menyalakan lampu pada seluruh ruangan, bukan ruangan yang digunakan saja.

Selain itu, denah lantai terbuka juga tidak dapat dibagi pada zona HVAC. Jika ingin ruangan terasa lebih hangat atau lebih dingin, kamu perlu membayar tagihan listrik yang lebih besar, akibat harus menyalakan sistem HVAC pada seluruh area.

  1. Kurangnya Privasi

Privasi dalam sebuah rumah open space termasuk salah satu hal yang langka. Terbukanya seluruh ruang umum, membuat aktivitas yang kamu lakukan bisa terlihat oleh orang lain secara jelas, tanpa tedeng aling-aling.

Intinya, jika kamu telah memilih rumah dengan konsep open space, kamu akan sulit menemukan waktu atau ruangan tersendiri ketika ingin beraktivitas di ruang umum. 

  1. Memiliki tingkat kebisingan yang tinggi

    Tanpa adanya dinding interior yang meredam suara, membuat segala kebisingan yang keluar bisa terdengar dengan mudah. Dari dengungan kulkas, suara telivisi, dentingan spatula ketika ibu memasak dan suara tangisan anak-anak, akan bergema dan bergemuruh di seluruh ruangan yang disatukan. 
  1. Sirkulasi udara lebih lancar

Sirkulasi udara adalah salah satu faktor penting dalam mendesain rumah. Jika tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, rumah akan terasa pengap, lembap, dan berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada penghuni rumah. Jendela serta pintu-pintu besar yang akan jadi jalur keluar dan masuknya udara ke dalam rumah pun banyak ditemui pada desain rumah open space

  1. Mudah Dibersihkan 

Rumah open space tidak memiliki banyak dinding sehingga dapat mengurangi celah-celah yang perlu dibersihkan. Membersihkan tiap ruangan pun akan lebih cepat karena berbagai fungsi ruang menyatu dalam satu area yang sama.

Selain itu, proses membersihkan ruangan menjadi lebih praktis. Anda cukup menggeser furnitur-furnitur yang ada dalam ruangan untuk membersihkan lantai rumah.

  1. Hadirkan ruang Multifugsi

Denah rumah open space memungkinkan Anda memiliki ruang multifungsi. Siasat ini sangat cocok untuk diterapkan pada rumah mungil dengan lahan terbatas. 

Kehadiran ruang multifungsi dalam rumah open space akan makin lengkap dengan adanya furnitur multifungsi, misalnya sofa bed, lemari TV dengan meja lipat untuk meja makan, dan berbagai furnitur multifungsi lainnya.

4 tips memilih paving berkualitas

NH PROPERTY – Buat kalian yang akan membangun rumah/bangunan baru pastinya tidak asing dengan istilah paving. Apa itu Paving? Paving block adalah salah satu produk konstruksi yang biasa digunakan untuk perkerasan jalan, halaman rumah, trotoar dan lainnya. Dalam pembuatannya paving block menggunakan susunan bahan sama seperti beton yaitu semen, agregat (pasir) dan air. Banyak orang yang belum mengetahui kalau produk Paving Block yang beredar dipasaran ternyata memiliki kualitas yang beragam apabila ditinjau dari aspek mutu dan kualitas Paving Block, banyaknya industri rumahan yang memproduksi Paving Block manual dengan harga yang lebih rendah sering kali “mengecoh” konsumen. Nah, Mimin disini akan membagikan beberapa tips memilih paving block yang berkualitas, Simak Yuk!


 

1. Kuat dan kokoh 

    Saat membeli paving, jangan lupa tanyakan pada penjual tentang kualitas produk yang    dijual. Jika perlu, mintalah penjual tersebut untuk menguji ketahanan materialnya, misalnya bisa dengan menjatuhkan beberapa paving secara acak atau bisa dengan dilempar atau dijatuhkan ke beton / aspal untuk mengetahui paving pecah atau tidak. Atau dengan cara lain adalah menghantamkan dua Paving Block. 

baca juga – Arsitektur Rumah Tropis

  1. Tekstur, Kerapatan, Dan kepadatan 

     Ambil beberapa sample paving, kemudian perhatikan kepadatan serta kerapatan Paving block tersebut. ( semakin padat dan rapat hasil press paving tersebut, maka semakin baik mutu betonnya). Kepadatan Paving Block umumnya terbentuk dari proses serta peralatan produksinya. ( Jenis Paving Block berdasarkan cara produksinya: Paving Block Press Manual/Tangan, Paving Block Press Mesin Vibrasi atau Paving Block Press Mesin Hidrolik).

Paving block dibuat dari pasir yang sudah sangat layak, Apabila diraba menggunakan telapak tangan, maka paving yang baik tersebut terasa kasar, serta sedikit sakit jika dipegang oleh tangan.

  1. Ukuran beragam

    Paving dibuat dengan menggunakan ukuran atau cetakan yang presisi. Hal ini bertujuan agar semua bahan pembentuk tersebut dapat memadat dengan sempurna. Jika pada saat pemasangan paving memiliki ukuran yang seragam tentu hal ini akan sangat memudahkan tukang, serta hasilnya juga pasti akan memuaskan.

  1. Ketebalan Paving Minimal 6 cm

    Ciri paving berkualitas selanjutnya bisa dilihat dari ketebalannya. Pemilihan ketebalan ini juga tergantung dengan fungsi dan minimal adalah 6 cm. Paving dengan ketebalan cm sangat cocok digunakan untuk jalanan perumahan. Area jalanan tersebut nantinya tidak akan terlalu menahan beban kendaraan berat. 

Beda lagi jika Anda ingin membuat jalan yang kerap dilewati truk, maka dibutuhkan paving dengan tebal minimal 10 cm. Paving yang tebal akan lebih stabil, tidak mudah pecah dan kuat untuk dilewati kendaraan yang sangat berat. Hal ini jugalah yang membuatnya lebih awet.

Nah sobat NH Properti, itulah tips tips memilih Paving berkualitas dan tahan lama untuk bangunan anda, jadi jangan sampai salah pilih yaaa!

Properti

Follow me

Properti

© 2022 NH Properti – Management by Nurul Hayat